Plt Kades Lata-Lata Etus Maici bersama kaurnya melakukan rapat dengan BPD Lata-Lata, Kamis (12/09/2024) malam. (Foto: Tjacek/Fakta)

Halsel, Fakta – Setelah ditetapkan sebagai pejebat sementara (Pjs) Kepala Desa Lata-Lata, situasi keamanan dan kamtibmas di Desa Lata-Lata, Kecamatan Kasiruta Barat, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, setuasi keamanan dan ketertiban masyarakat di desa tersebut terpantau aman terkendali.

Pejabat kepala desa Lata-Lata, Etus Maici dalam keterangan persnya yang diterima media ini, Jumat (13/09/2024) pagi, mengatakan sejak di angkat dan ditetapkan sebagai pelaksana tugas kepala desa Lata-Lata, ia mengakui bahwa setuasi keamanan dan kondisi masyarakat di desa tersebut aman terkendali, aktifitas masyarakat dalam desa seperti biasa, yaitu warga sebagian melakukan aktifitas jumat bersih dan sebagian lagi warga melakukan aktifitas pergi ke kebun mereka.

“Setelah saya ditunjuk dan diangkat oleh bapak bupati sebagai pelaksana tugas di desa kami, maka pekerjaan saya adalah yang pertama adalah menjalankan instruksi dan arahan pak bupati mengenai pelayanan masyarakat dan menciptakan keamanan serta ketertiban masyarakat dalam rangka persiapan pemilihan kepala daerah bupati dan gubernur serentak di desa kami. Jadi situasi saat ini di desa kami masih aman terkendali,” kata Plt Kades Etus Maici di Lata-lata, Jumat (13/09/2024).

Lebih lanjut, pria yang berprofesi sebagai guru di desa tersebut menegaskan bahwa sejauh ini masyaraktnya tidak terpengaruh oleh isu-isu soal pemboikot dirinya, maupun mempropoganda soal keharmonisan masyarakat. Ia membantah tuduhan beberapa orang yang mengatasnamakan Komite Perjuangan Masyarakat Desa Lata-Lata (KPMDL) terkait jabatan yang disandangnya, termasuk tuduhan soal anggaran pembangunan desa dan situasi kamtibmas. Sejauh ini kata dia, masyarakatnya tidak mau ikut-ikutan soal ajakan mereka. Apalagi membawa-bawa nama desa mereka.

“Sudari Inggrid Tuepo dan pacarnya bernama Anton Trisno itu adalah warga yang berdomisili di kabupaten Halmahera Barat. Mereka itu bukan penduduk kami, jadi kalau datang kesini lalu mengatasnamakan warga Lata-Lata untuk membuat onar dan memprovokasi masyarakat serta menuduh pemerintah desa, itu adalah tindakan melawan hukum. Kami dan seluruh masyarakat di dalam desa sudah muak dengan ajakan merka berdua. Datang kesini hanya jadi provakator saja, sebaiknya kalian berdua balik ke Halbar supaya berkebun dan rawat keluarga mereka saja, jangan kalian berdua jadi biang kerok diluar sana,” tegas Etus.

Sementara, mantan kepala desa Muhammad Nur Senen dalam keterangannya membantah semua isi pemberitaan yang diarahkan pada pemerintah desa Lata-Lata. Menurutnya, berita-berita itu sengaja dimuat kembali dan dijadikan sebagai moment penyerangan untuk pejabat baru yang akan mempin didesa tersebut.

“Saya baca isi berita yang dikomentar oleh Inggrid Tuepo adalah info yang sudah basih alias informasi yang sudah lama. Terkait tuduhan Inggrid soal penyalahgunaan dana BLT, itu tidak benar, semuanya teregistrasi dan tersalurkan sesuai mekanisme anggaran dan dilapangan tidak ada persoalan apapun, kami memiliki data penyaluran BLT mereka hanya meraba-raba saja sehingga informasi yang dituduhkan itu semuanya hoax, alais tidak benar,” ujar M Nur Senen.

Terkait situasi keamanan dan ketertiban dalam desa, M Nur menegaskan bahwa situasinya hingga kini masih aman terkendali. Kalaupun ada gerakan aksi protes pada beberapa hari lalu, menurut dia itu adalah ulah dari kedua warga Halbar atas nama Inggrid Tuepo dan Anto Trisno, yang tidak punya kapasitas dalam desa, sehingga ajakan merka tidak dihiraukan oleh warga disini.

“Datang kemari lalu buat isu propaganda lalu memperkeruh suasana di dalam desa, itu namanya brengsek dan tidak bermoral. Anda berdua itu bukan lagi provokator tetapi sudah katagori biang teroris yang sudah masuk dalam daftar pencarian orang atau DPO. Saran saya sebaiknya datang dan secepatnya menyelesaikan maslah jika tidak maka peihak berwajib akan memburuh kalian berdua,” bebernya.

Diakhir keterangannya, pejabat kades maupun mantan kades Lata-Lata meminta dan menghimbau pada seluruh masyarakat didesa tersebut agar jangan mau diajak maupun diminta hadir ikut-ikutan dalam sebuah aksi. Lebih baik fokus kerja dalam desa maupun melakukan aktivitas dikebun mereka, jangan mau kalian diadudomba oleh kedua oknum tersebut, percuma dan tidak ada guna sama sekali.

“Torang pemerintah desa memintah dan menghimbau pada seluruh warga Lata-Lata yang ada di dalam desa maupun yang ada di luar desa sebaiknya jangan ikut-ikutan ajakan segelintir orang yang sengaja memprovokasi keadaan kamtibmas dalam desa, pokoknya kalian harus tolak dan jangan ikut-ikutan, dan jangan terjebak karena mereka-mereka itu mau menghancurkan keharmonisan kekeluargaan kita dalam desa. Pokoknya jangan ikut-ikutan, lebih baik fokus dikebun atau di nelayan. Mari tong samua jaga desa ini dengan baik dan mari tong sama-sama membangun Lata-Lata yang lebih baik lagi,” tuturnya.

Secara terpisah Inggrid Tuepo dan Anton Trisno yang mengatasnamakan
Komite Perjuangan Masyarakat Desa Lata-Lata (KPMDL) saat dihubungi media ini, nada sambungan telepon selulernya tidak aktif. Dari ujung telepon nada sambungannya mengatakan nomor yang anda tujuh sedang tidak aktif dan berada diluar jangkauan.

JALU/JCAK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *