Pjs Kades Lata-Lata rapat dengan BPD Lata-Lata untuk membahas sejumlah program dan keamanan dalam desa menjelang Pilkada serentak. (Foto: Jalu/Fakta)

Halsel, Fakta – Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) desa Lata-Lata, Kecamatan Kasiruta Barat, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, Hasan Maici menegaskan bahwa aksi protes didermaga beberapa waktu lalu yang dilakukan oleh beberapa oknum warga adalah bukan inisiatif dari warga desa Lata-Lata yang berdomisili di desa tersebut.  Mereka diantaranya adalah warga dari Halmahera Barat yang sengaja datang di desa Lata-Lata untuk menciptakan kondisi keamanan yang tidak stabil.

 

“Mereka yang mengatasnamakan Komite Perjuangan Masyarakat Desa Lata-Lata (KPMDL) yang menggelar aksi unjuk rasa didepan pasar desa Lata-Lata itu adalah aksi yang tidak memiliki ijin dan bukan warga kami. Mereka itu adalah Inggrid Tuepo dan Anton Trisno yang ber KTP di Halbar. Masuk di desa kami secara diam-diam dan sengaja memprovokasi keadaan kamtibmas di dalam desa. Kami sudah panggil mereka untuk dimintai keterangan soal aksi mereka, namun pada pagi hari mereka sudah keburu kabur dari desa kami. Kalau betul-betul berjuang atas nama desa kami, silahkan bikin pengaduan atas nama masyarakat Lata-Lata kepada BPD, agar kami bisa tindaklanjuti, tapi kalau caranya mereka seperti itu, berarti mereka bukan pejuang melainkan mereka itu penghianatan,” tegas Hasan dalam perbincangan dengan media ini melalui telepon selulernya, Jumat (13/09/2024).

 

Hasan menyayangkan sikap beberapa oknum warga Halbar yang datang di desanya hanya dutuduh menjadi biang kerok atau biang pecundang. Dia coba memaparkan beberapa aturan dan kewenangan soal fungsi BPD dan mekanisme peran BPD. Menurutnya, fungsi masyarakat sebenarnya juga sudah diatur dalam Undang-Undang tersebut. Makanya, jika ada ruang dialog dengan BPD atau dengan pemerintah desa kenapa tidak dipergunakan dan dimanfaatkan dengan baik, kenapa harus turun arena, menurut Hasan itu kurang lojis atau elegan.

 

“Kalau mau jadi pejuang yang handal dan berani menegakan kebenaran, baca dulu semua undang-undang dan aturan yang ada, supaya jangan salah tafsir dalam menegakkan sebuah kebenaran. Ini trada, donk datang babadiam baru donk atur demo diam-diam. Donk kira dorang tuh sudorang dah, kong torang ini donk anggap tarapaham. Bikin barang satu itu harus tau dia pe aturan dan dia pe fungsi, supaya ada dukungan dari masyarakat. Kalau so tarjelas bagini akang warga tuduh ngoni dua itu biang provokator,” katanya dalam bahasa melayu Ternate.

 

Sementara berita-berita yang dilansir oleh Inggrid dan teman-temannya, Hasan menilai bahwa mereka sengaja mau mencari simpatik warga dengan informasi yang sudah lama alias informasi basih. Semua informasi yang dilansir media online itu, adalah informasi yang sudah kadarluasa sudah lewat tahapan dan sudah selesai.

 

“Kalau berani yah buat forum resmi lalu kita dialog secara terbuka, apakah ngoni berani atau tidak. Jangan tunjuk batang hidung yang kebenarannya tidak berpihak pada kalian. Semua isi informasi yang disebarkan itu sudah selesai waktunya dan sekarang ini torang dalam desa hanya fokus pembangunan dan fokus pada aktifitas keseharian, tidak mau buat kegaduhan dalam desa, apalagi saat ini torang semua sedang persiapan fokus pemilihan kepala daerah serentak pada 27 November mendatang, jadi torang samua sama-sama sedang menjaga kondisi kamtibmas di dalam desa,” bebernya.

 

Terkait soal pejabat sementara, Hasan menyerahkan penuh pada kewenangan Bupati Halsel Hasan Ali Basam Kasuba. Namun sebagai mitra kerja maka dia dan anggotanya siap menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sesuai tupoksi.

 

“Sebagai mitra kerja tentu kami akan berkoordinasi dengan Pjs. Apakah ada instruksi atau himbauan dari bupati ataukah perintah yang lain, namun sejauh ini kami tetap medukung keputusan Bupati Halsel Hasan Ali Basam Kasuba,” ujarnya.

 

Sementara mejawab soal isu ancaman aksi besar-besaran yang akan di gelar oleh Komite Perjuangan Masyarakat Desa Lata-Lata (KPMDL) di kabupaten nanti, menurut Hasan itu hak politik mereka (Inggrid Cs), namun yang jelas saat ini masyarakat Lata-lata sudah muak dan tidak akan mau lagi bergabung untuk memperkeruh suasana yang sudah harmonis ini.

 

“Kalau saya liat pergerakan mereka ini hanya hiasan kata-kata dalam berita media saja. Siapa yang mendukung gerekan mereka, warga sudah mengerti dan sudah paham siapa mereka dan tidak mau terjebak dalam posisi yang sama. Itu hanya hiasan ancaman saja di media, nanti tong liat saja, betul katarada dorang bikin gerakan,” ucapnya.

 

JALU/TJCAK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *