Halut

Ditegur Tapi tidak di dengar, Bupati Frans Maney Membubarkan Masa Aksi menggunakan parang, berikut penjelasannya.

×

Ditegur Tapi tidak di dengar, Bupati Frans Maney Membubarkan Masa Aksi menggunakan parang, berikut penjelasannya.

Sebarkan artikel ini

Halut – Sejumlah Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) melaksanakan aksi unjuk rasa bertempat di depan Hotel Green land, Desa Gura, Kecamatan Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, berakhir dengan kepanikan. Jumat 31/05/2024.

Hal itu disebabkan Karena aksi yang dilaksanakan mendapatkan respon dan di bubarkan secara paksa oleh Bupati Halmahera Utara Ir Frans Manery, menggunakan Sebilah Pedang, yang dipakai untuk mengejar Masa Aksi.

Di Kutip dari akun resmi Facebook Tambah Mantap, terkait Penjelasan Bupati Halmahera Utara terkait video viral massa aksi demonstrasi HUT Kabupaten Halmahera Utara. Bupati Halmahera Utara Ir Frans Manery menjelaskan bahwa Saya Frans Manery mau menyampaikan sebuah pernyataan atau penjelasan terkait video yang viral yang telah beredar terkait dalam kaitannya dengan pembubaran masa aksi ini berawal dari kelompok masa aksi yang melakukan demonstrasi bertepatan dengan perayaan HUT Kabupaten Halmahera Utara,”Ungkapnya”.

Tambah Bupati Frans, Aksi yang dilaksanakan pada siang hari sekitar pukul 11.00 Wit, masa aksi melaksanakan aksi dan orasi di Kantor DPRD dan itu sdh disampaikan maksud dan tujuan mereka.

Setelah selesai melaksanakan aksi di DPRD, Masa Aksi melanjutkan aksi di Kantor Keuangan kabupaten Halmahera Utara, pada saat itu di Kantor tersebut dan sebagian pegawai beragama muslim dan sudah melakukan sholat, masa Aksi masuk dan mengobok-obok fasilitas Kantor dengan membuang bunga dan sebagian alat alat yang ada di meja di buang keluar,”Tuturnya”.

Lanjut Bupati Frans, setelah dari Kantor Keuangan Masa Aksi melanjutkan Aksi di Hotel Marahai Park bertempat di Desa Wosia Kecamatan Tobelo Tengah, sudah ditegur oleh Pihak keamanan karena bertepatan dengan waktu sholat, Dan kami menganggap bahwa sudah tidak terjadi aksi lagi.

Pada saat Saya sedang mengikuti Pleno KPU penetapan hasil pemilu pasca Keputusan MK, kami dengan Forkompinda berada di Hotel Green Land Untuk mengikuti kegiatan tersebut. Tiba tiba sekitar pukul 15.40 Wit, anak Saya telpon yang sementara berada di rumah bertempat di pantai bowens menelpon dan mengatakan bahwa “Papa Mahasiswa yang melakukan aksi sedang menuju ke rumah, sementara di rumah tersebut digelar makan bersama dengan para Tamu yang di undang dalam kegiatan Yakni artis penyanyi maupun Mongol” Bilang Bupati Frans.

“Saya pun langsung keluar dari tempat Pleno, yang jaraknya sekitar 70 meter dari rumah Kami, masa aksi sudah memikirkan mobil dan mau melaksanakan orasi untuk mengisir para Tamu yang Kami undang, seakan akan tidak boleh melakukan pertunjukan pada malam ini” Sambungnya.

Menyikapi hal tersebut, Saya pun datang dan menghampiri mereka sembari berkata “Ade Ade sebaiknya pulang, karena ini sudah Sore dan ini bukan tempatnya untuk melakukan orasi. tapi mereka menantang saya dan bilang Kenapa Keuangan daerah seperti ini dan kenapa harus buang buang uang, untuk mendatangkan artis papan atas” Ujar Bupati Frans.

Bupati Frans juga menjawab kepada Masa Aksi bahwa ini kan hiburan yang berkaitan dengan HUT Kabupaten Halmahera Utara, tetapi mereka terpaksa melakukan orasi dan saya harus tetap untuk melindungi para tamu undangan Kami.

Sehingga tindakan yang Saya ambil tadi, bukan selaku Bupati tetapi karena ini merupakan kompleks perumahan saya, tidak ada aparat di situ dan tidak ada menduga bahwa akan terjadi aksi,”Ujarnya_.

Tambah Bupati, Saya membujuk mereka sekitar 3 sampai 4 kali, mereka tidak mau ya sudah, kebetulan di Mobil Saya ada parang salawku rencana cakalele di acara HUT itu ada dan saya usir mereka.

“Jika usir dengan tangan kosong tidak mungkin mereka akan kabur, sehingga saya pun Kejar mereka dan mau tidak mau saya harus kejar mereka dengan parang. Dan Mereka lari, kalau Mereka tidak lari dan nantang Saya tidak atau apa yang terjadi”Bilang Bupati Frans.

Dan mungkin semua penjelasan yang diberikan merupakan kronologis yang terjadi dan Saya kecewa dengan mereka. Ini adalah anak muda, bahkan sebagai Mahasiswa yang mengatasnamakan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia, di dada mereka ada salib dan tindakan mereka seperti begitu mengabarkan bahwa wilayah ini tidak aman dan nyaman.

Saya pun sudah tegur mereka dengan baik baik dan suru mereka pulng, tapi mereka tidak mau maka selaku pimpinan di Daerah ini, saya harus bubarkan mereka,”Tutup Bupati Frans”.(Yeri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *