JAKARTA – Faktainvestigasi | Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Pengurus Besar Keluarga Olahraga Tarung Derajat (PB KODRAT) Bambang Soesatyo menegaskan Tarung Derajat merupakan olahraga dan seni bela diri karya anak bangsa, Achmad Dradjat atau Aa Boxer. Tarung Derajat merupakan buah dari kearifan lokal yang harus dijaga dan lestarikan. Diperlukan semangat kebersamaan dan keteguhan komitmen untuk memajukan Tarung Derajat sebagai olahraga prestasi yang membanggakan. Saat ini seni beladiri Tarung Derajat telah menjadi salah satu mata kuliah wajib di Sekolah Tinggi Intelejen Negara (STIN) dan menjadi pelajaran dasar beladiri beberapa kesatuan di TNI-Polri.
Tarung Derajat resmi menjadi anggota KONI sejak tahun 1998 dan memiliki cabang di 34 provinsi. Bahkan Pada tahun 2011 Tarung Derajat diperkenalkan pada SEA Games di Palembang.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI Bidang Hukum, HAM dan Keamanan ini menjelaskan, negara dan masyarakat perlu melestarikan dan mengembangkan keberadaan seni bela diri Indonesia, seperti Tarung Derajat. Sebagaimana Thailand dengan Muay Thai, Korea dengan Taekwondo, Jepang dengan Aikido, Filipina dengan Kombatan, maupun Brasil dengan Jiu Jitsu.
“Tanpa dukungan dari negara dan masyarakat, Tarung Derajat yang kini anggotanya lebih dari dua juta itu bisa punah. Kalah pamor dari seni bela diri impor. Padahal, kualitas dan kemampuan Tarung Derajat yang sudah ada di seluruh Indonesia dan manca negara sangat dahsyat,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menjelaskan bahwa Tarung Derajat saat ini telah menjadi olahraga beladiri yang populer di Indonesia dan mulai berkembang di sejumlah negara Asean seperti Malaysia, Filipina, Laos, Myanmar, Vietnam ataupun Thailand ini bisa memperkaya olahraga beladiri di Asean. Youtuber Atta Halilintar merupakan salah satu yang gandrung pada Tarung Derajat.
“Kita menyadari bahwa memimpin organisasi Tarung Derajat bukanlah tugas yang mudah dan ringan. Meskipun demikian, kita semua merasakan aura kebanggaan dalam memimpin organisasi KODRAT. Saya optimistis KODRAT Provinsi Bali yang kembali dipimpin Gusti Ngurah Jaka Pratidnya akan semakin maju dan menjadi cabang olahraga yang mampu melahirkan banyak atlit berprestasi,” ujar Bamsoet usai ujian kenaikan tingkat dan melantik Ketua KODRAT Provinsi Bali Gusti Ngurah Jaka Pradtidnya beserta jajaran pengurus KODRAT Provinsi Bali periode 2021-2025 di Bali, Ahad (20/02/2022).
Hadir Pengurus Besar KODRAT antara lain Sang Guru Badai Meganagara Dradjat, Ketua Harian Brigjen (Pol) Syamsul Bahri, Bendahara Umum anggota DPR RI Fraksi Partai Golkat A.A. Bagus Adhi Mahendra Putra, Hubungan Antar Lembaga Junaidi Elvis serta Komunikasi dan Media Dwi Nugroho.
Hadir pula Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna dan Ketua KONI Provinsi Bali I Ketut Suwandi.
Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini mengapresiasi prestasi yang telah ditunjukan KODRAT Provinsi Bali. Dalam ajang PON XX tahun 2021 di Papua, atlit Tarung Derajat Provinsi Bali sukses mengukir prestasi yang membanggakan dengan perolehan 4 medali emas, 2 medali perak, dan 3 medali perunggu.
“Capaian ini patut kita apresiasi karena melebihi target yang ditetapkan. Sebelumnya, pada ajang Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) Tahun 2019, atlit Tarung Derajat Bali juga meraih prestasi sebagai juara umum,” kata Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI/Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini berharap berbagai capaian prestasi yang telah diraih tidak membuat KODRAT Provinsi Bali menjadi lengah dan cepat berpuas diri. Karena pada saat yang bersamaan, KODRAT dari berbagai provinsi lain juga sedang berbenah dan meningkatkan kemampuan para atlit untuk menyongsong POPNAS XVI tahun 2023 di Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung, serta PON XXI tahun 2024 di Aceh dan Sumatera Utara.
“Semakin ketatnya kompetisi ini tentunya menjadi hal positif untuk meningkatkan standar kompetensi atlit. Sekaligus menjadi pelecut semangat bagi setiap atlit untuk terus giat berlatih dan meningkatkan kemampuan diri. Ujian kenaikan tingkat yang telah diselenggarakan adalah bagian dari upaya kita untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi atlit,” urai Bamsoet.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menjelaskan, setidaknya ada tiga langkah yang bisa dilakukan untuk meningkatkan prestasi atlit Tarung Derajat. Pertama, dilakukan penjaringan dan pembinaan atlit berprestasi sejak dini. Kedua, pemberian jam terbang dan ajang kompetisi yang memadai. Ketiga, adanya dukungan dan keberpihakan dari Pemerintah dan KONI, baik di tingkat pusat maupun daerah, selaku institusi yang bertugas mengelola, membina, dan mengembangkan olahraga prestasi.
“Saya berharap di tengah derasnya arus globalisasi yang berpotensi mengikis nilai-nilai budaya dan kearifan lokal kita, kita akan tetap mampu menjaga dan melestarikan olahraga Tarung Derajat. Baik sebagai seni bela diri asli Indonesia, maupun sebagai cabang olahraga yang potensial untuk kita kembangkan di level nasional, regional, hingga internasional,” pungkas Bamsoet.(Bamsur)